Category Archives: One Piece

Kenapa One Piece

Komik yang paling favorit bagiku adalah One Piece karya Eichiro Oda. Kenapa One Piece? Wah panjang lah, tapi ada gambar (comic strip) yang sedikit mengambarkan kenapa aku suka One Piece, :D.

Haha… Coba lihat ekspresinya! Sampai menangis haru…


The Times They Are A-Changin’

Salah satu yang menarik dari Komik One Piece adalah Pojok SBS. Entah apa kepanjangan sebenarnya dari SBS. Semua yang ada di pojok ini tidak jelas. Ya… Pojok ini dikenal dengan pojok “Silakan Berbicara Sepuasnya” (dalam komik terjemahan bahasa Indonesia). Dalam pojok ini dapat ditemukan banyak hal yang tidak terduga, mulai dari keisengan pengemar yang hanya ingin membuka SBS, pertanyaan yang tidak perlu dijawab, atau usulan tanggal lahir karakter tentu sampai kegilaan dan kecerdasan para penggemar. Gila sekaligus cerdas karena dapat menghitung jumlah kata “Dooooong” (Oda menggunakan ini untung menggambarkan adegan yang seru) yang ada dalam setiap chapter atau pun membuat ringkasan sejarah dari bajak laut yang menjadi inspirasi Oda untuk membuat karakter dalam ceritanya. Rupanya mereka tidak bisa menjadi penggemar yang biasa-biasa saja.

Kali ini saya menemukan sesuatu yang menarik, seorang penggemar (maaf saya lupa namanya) bertanya kepada Oda, apakah judul yang digunakan dalam chapter 572 adalah lagu gubahan Bob Dylan? Apakah Oda juga penggemar Bob Dylan? Dia mengatakan bahwa dia juga adalah penggemar Bob Dylan dan dia sangat setuju judul tersebut mewakili apa yang diceritakan dalam chapter tersebut. Yang lebih mengejutkan adalah Oda mengakui bahwa ia suka dengan lagu-lagu gubahan Bob Dylan, tetapi dia tidak sadar telah menggunakan salah satu judul lagu Bob Dylan sebagai judul.

Wow! Benarkah itu sebuah lagu? Ternyata saya kurang gaul untuk menyadari bahwa itu sebuah lagu. Setelah saya cari, ternyata lagu tersebut memang ada, lagu yang sangat terkenal (kenapa saya tidak tahu, padahal itu lagu terkenal, :|). Oke… Semoga ada kesempatan untuk menceritakan isi lagu tersebut kemudian mengkaitkannya dengan isi cerita chapter 572.


Mengenai Keyakinan dan Penghormatan

Bertarung dengan Keyakinan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khususnya dalam “Karena Ini Adalah Impian“, Coby adalah seorang yang cengeng. Perjumpaannya dengan Luffy membuat Coby memiliki keyakinan yang kuat. Tibalah saat di mana keyakinan tersebut diuji. Ujian pertama adalah bagaimana berpura-pura bahwa Coby tidak pernah terlibat dalam aktivitas bersama bajak laut, baik sebagai kacung Albida maupun teman Luffy. Bagi Coby ujian ini tidak mudah. Setelah sekian lama tidak memiliki teman yang mengerti dirinya, dia harus berpura-pura tidak kenal dengan Luffy.Yang dilakukan Coby adalah yakin bahwa Luffy juga berpura-pura berlaku buruk.

Setelah lolos ujian pertama, ujian yang kedua adalah menyatakan keinginan untuk bergabung kepada letnan (yang memimpin kesatuan marine setempat setelah Kapten Morgan turun).  Ujian ini tidak mudah bagi Coby, walaupun yang perlu dilakukan hanyalah berbicara. Sering sekali berbicara dianggap sebagai pekerjaan yang mudah, padahal ada hal penting yang harus tercapai dalam “berbicara”. Hal tersebut adalah apakah lawan bicara mengerti apa yang sedang dibicarakan dan apakah lawan bicara menjadi yakin/percaya bahwa yang sedang dibicarakan adalah hal yang penting/benar.

Sebelum hasil ujian ini terlihat, ternyata ada anggota marine yang menuduh bahwa Coby adalah mata-mata bajak laut. Kehebatan marine dalam mencari bukti tidak boleh diragukan, bila penyelidikan dilakukan maka Coby harus mengubur cita-citanya. Untuk lolos dari ujian ini, Coby harus menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak terlibat dengan aktivitas bajak laut dan memiliki alasan yang kuat untuk bergabung dengan marine.

Lalu apa yang dilakukan Coby?

Yang dilakukan Coby “hanyalah” berteriak dan menyatakan bahwa alasan dia masuk marine dilahirkan adalah untuk menjadi jendral. Setelah itu, suasana menjadi hening sejenak dan sang letnan, tanpa memperdulikan tuduhan anak buahnya, mengizinkan Coby untuk bergabung dengan marine. Ya… Ujian demi ujian telah dilewati oleh Coby, yang dilakukan Coby hanyalah menunjukkan keyakinan. Ketika keyakinan itu dapat “dilihat”, maka terjadilah mestakung (semesta mendukung).

Ketika menghadapi suatu masalah, cobaan atau keraguan, tunjukkanlah keyakinan tekad Anda maka mestakung akan terjadi.

Kepada siapa kita harus hormat?

Walaupun petualangan yang dialami Coby bersama Luffy hanya sebentar saja, tetapi banyak peristiwa yang sangat berharga bagi Coby. Coby sangat berterima kasih kepada Luffy dan berkata bahwa dia tidak akan melupakan Luffy. Sekarang Coby telah bergabung dengan marine, sedangkan Luffy adalah seorang bajak laut, musuh dari marine. Bolehkan Coby berterima kasih dan memberi hormat kepada Luffy?

Dalam suatu kesatuan militer atau organisasi yang sangat mementingkan struktur jabatan, hormat dilakukan terlebih dahulu oleh bawahan, setelah itu atasan membalas hormat tersebut. Seperti apapun orang dan karakternya bila jabatannya lebih tinggi maka bawahan harus hormat.  Hal ini menjadi dilema bila atasan memiliki karakter buruk seperti yang tunjukkan dalam karakter Morgan. Benarkah hormat harus dilakukan kepada mereka yang memiliki jabatan yang lebih tinggi atau hanya kepada mereka yang pantas untuk dihormati?

Bagi saya, hormat kepada atasan adalah hal yang wajar walaupun karakternya dapat dibilang bermasalah. Seburuk apapun atasan saya, dia layak untuk dihargai atas usaha-usahanya yang telah dilakukannya sehingga jabatannya lebih tinggi dari saya. Mengenai status musuh, bila ia layak untuk dihormati, hormatilah selayaknya tanpa ragu. Mengenai hal ini telah diberikan contoh yang baik oleh letnan yang memerintahkan anak buahnya untuk hormat (karena Luffy telah membantu memerdekakan mereka dari tirani Morgan) kemudian menyuruh anak buahnya untuk menjalani hukuman karena telah melakukan hal yang memalukan. Ya… Walaupun memalukan, bagi sang letnan, dalam kasus ini penghormatan tersebut layak dilakukan.

Hormatlah kepada mereka yang layak untuk dihormati tanpa ragu, walaupun itu musuh Anda.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 7 – Friend karya Eiichiro Oda

Yang Pertama, Permintaan Maaf yang Tak Wajar

Don’t Just Do It,
Pray First!

“Just Do It” merupakan tag line sebuah perusahaan yang mungkin berpesan bahwa tidak perlu ragu-ragu atau takut, kerjakan saja. Tetapi tag line tersebut sedikit diubah, dilengkapi tepatnya, entah oleh siapa, menjadi seperti yang dituliskan diawal. Sebelum sesuatu dilakukan, hal yang pertama harus dilakukan adalah berdoa. Selalu ada satu hal yang dijadikan yang pertama, mengawali suatu kejadian. Meskipun belum tentu hal yang pertama adalah yang utama, tetapi hal yang pertama dilakukan adalah langkah awal untuk menentukan langkah berikutnya.

lalu apa hubungannya dengan cerita ini?

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya pada “Janji Zoro, Sebuah Alasan untuk Hidup“, bisa saja impian Zoro sirna bila sang kapten tidak mengerti arti sebuah janji. Oleh karena itu, yang pertama kali dilakukan oleh Zoro adalah memberi tahu Luffy, bahwa dia juga memiliki impian yang ingin dia wujudkan lalu dibuatlah sebuah kesepakatan.

Salah satu ciri Zoro adalah totalitas pada identitasnya. Tidak terkalahkan ya berarti tidak boleh kalah, anggota ya berarti setia pada ketua. Zoro harus setia pada Luffy, tetapi janji pada Kuina adalah hidupnya. Tidak boleh ada yang menghalanginya dalam mewujudkan impian, walaupun itu adalah kaptennya.

Tidak ada yang Zoro dapat lakukan bila Luffy menghalangi impiannya, karena anak buah harus ikut apa kata kapten. Yang bisa diminta Zoro hanyalah suatu permintaan maaf yang tidak biasa, yaitu dengan cara bunuh diri.

Kok? Kenapa sampai harus sebegitunya sih?

Maaf bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi juga keihlasan. Keikhlasan seseorang memang sesuatu yang tidak dapat pegang. Untuk mengetahui ada tidaknya keikhlasan, penerima maaf hanya perlu percaya. Sayang, untuk sebagian orang, hal itu tidak mudah, juga bagi Zoro. Keikhlasan perlu bukti, itulah yang dituntut oleh Zoro. Ketika ada suatu pelanggaran kesepatakan, kata maaf harus muncul, tetapi harus didahulu oleh suatu tindakan bunuh diri.

Ketika melakukan ingin melakukan sesuatu tidaklah perlu ada keraguan atau ketakutan yang berlebihan. Lakukan saja, tetapi ingatlah, yang pertama selalu ada. Tindakan pertama sebagai langkah awal menentukan langkah berikutnya.

Dahulukan keikhlasan sebelum kata maaf. Untuk sebagian orang, keikhlasan itu harus berwujud. Yang penting adalah bukan bagaimana meminta maaf tapi adalah bagaimana memperlihatkan keikhlasan tersebut.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 6 – The First Member Karya Eiichiro Oda

Janji Zoro, Sebuah Alasan untuk Hidup

Sangat menarik mengetahui alasan Zoro memiliki ambisi yang besar dan keinginan untuk tetap hidup adalah kisah mengenai masa kecilnya.

Terlalu Kuat untuk Dikalahkan

Benarkah menyedihkan menjadi wanita karena ketika tumbuh dewasa secara fisik, wanita menjadi lebih lemah dari pada pria? Anggapan bahwa wanita lebih lemah dari pria seperti menjadi alasan mengapa wanita sering dianggap lebih rendah dari pria. Wanita melahirkan emansipasi wanita untuk membela haknya. Ya… Wanita hanya ingin membela haknya, artinya wanita ingin dipandang sesuai dengan kemampuannya. Jika memang wanita itu kuat, akuilah. Jika memang wanita itu lemah, akuilah tanpa harus merendahkan harkatnya. Pria pun demikian, ada pria yang lemah, ada pria yang kuat.

Bab ini menceritakan kisah mengenai Zoro dan Kuina, sabahatnya. Kisah ini merupakan cerita mengenai masa kecil Zoro, seorang pria lemah, yang ingin melampaui Kuina, seorang wanita kuat. Zoro selalu kalah dalam permainan pedang melawan Kuina. Sampai suatu saat Kuina mengungkapkan kekhawatirannya bahwa dia akan tumbuh sebagai makluk yang lemah. Tentu saja Zoro tidak terima dengan pernyataan tersebut. Bagi Zoro, meskipun wanita bila memang lebih kuat dan merupakan saingan utama maka tidak boleh wanita itu merasa lemah, apapun alasannya.

Satu hal yang menarik adalah prinsip Zoro, prinsip semua pendekar sejati, yaitu bila pertarungan yang ditunggu-tunggu dan telah dipersiapkan dengan baik tidak jadi terlaksana hanya karena alasan yang tidak masuk akal maka dia akan menganggap dirinya sebagai seorang pecundang.

mengapa? Jelas-jelas berlatih itu baik. Lagi pula Zoro tidak kalah, hanya tidak jadi bertarung.

Karena alasan penting itu hilang. Hidup ini sepertinya tidak akan menjadi semarak bila tidak ada tujuan, dan proses mencapai tujuan itu memerlukan sebuah alasan yang menjaga langkah tetap berjalan menuju tempat tujuan. Tidak berlebihan jika sesorang yang kehilangan alasan penting untuk tetap mengejar tujuan hidup di sebut sebagai pecundang.

Dari percakapan dengan Kunia, akhirnya terucaplah janji antara Zoro dengan Kunia untuk menjadi pendekar pedang yang tidak terkalahkan. Entahlah apakah janji yang terucapkan itu hanya sesumbar belaka, tidak akan ada yang pernah tahu sampai salah satu dari mereka membuktikannya. Janji yang menjadi ambisi haruslah seperti ini, besar karena perjuangan untuk mewujudkannya.

Perilakukanlah sesama manusia secara tepat sesuai dengan porsinya, baik wanita maupun pria. Merendahkan atau meninggikan kemampuan sesorang dari kemampuan sebenarnya itu tidak baik.

Katakan dan tuliskan ambisimu, dan biarkan ambisi itu menjadi semangat hidup. Berambisilah yang tinggi, tetapi jangan lupa diri karena terlalu ambisius.

Buruk atau yang lebih buruk?

Setiap orang pasti pernah diharapkan pada pilihan. Keputusan harus diambil, tidak mungkin pilihan itu tetap dibiarkan menjadi pilihan karena tidak memilih pilihan apapun juga merupakan suatu pilihan. Secara umum, keputusan atas suatu pilihan dapat diambil melalui dua cara, yaitu intuitif dan sistematis. Apapun caranya, keputusan tersebut harus dilandasi dengan sebuah alasan yang cukup kuat. Intuitif berarti alasan dipercayakan pada intuisi akibat insting, pengalaman, keinginan, dan lain sebagainya, sedangkan sistematis berarti alasan diperoleh berdasarkan analisis dengan cara tertentu.

Bab ini memperlihatkan suatu keadaan di mana Zoro dihadapkan pada pilihan. Suatu pilihan yang sulit tetapi kemudian menjadi mudah. Sulit karena terkadang semua pilihan adalah pilihan yang buruk. Tidak mudah mencari yang terbaik dari yang buruk. Mudah karena alasan yang mendasari pengambilan keputusan dapat diperoleh tanpa perlu diragukan lagi apakah keputusan ini benar-benar yang terbaik.

Zoro tidak pernah memikirkan bahwa dia akan menjadi bajak laut. Menjadi bajak laut adalah suatu pilihan yang buruk baginya karena bisa saja kesempatannya untuk menepati janji kepada Kuina, sahabatnya, sirna di bawah perintah seorang kapten yang tidak tahu arti penting sebuah janji.

Bagaimana dengan mati? Pilihan yang satunya lagi?

Tidak mungkin Zoro bersedia mati. Mati saat itu berarti janji kepada Kuina juga tidak terpenuhi.

Zoro dengan mudah dapat memilih menjadi bajak laut karena walaupun pilihan itu adalah pilihan yang buruk. Baginya kehilangan kesempatan memenuhi janji tidak dapat diterima dengan alasan apapun. Saya yakin, bila keputusan menjadi bajak laut menjadi keputusan yang salah, Zoro pasti akan melalukan suatu tindakan gila yang akan kembali memberinya kesempatan untuk memenuhi janji kepada Kunia, dengan tetap bertanggung jawab atas pilihan yang telah diambil, yaitu menjadi bajak laut.

Hiduplah dengan sebuah alasan. Ini memudahkan Anda bila Anda dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 5 – The Greatest Pirate and The Invincible Swordsman karya Eiichiro Oda

Aku, Si Hebat

Bab ini menceritakan tentang Helmeppo dan ayahnya, Morgan. Setelah dihajar oleh Luffy, Helmeppo meminta Morgan untuk membalas Luffy. Melempar manggis, mangga didapat. Bukan bantuan yang didapat oleh Helmeppo, tetapi kenyataan yang cukup menyedihkan bahwa dipukul pun dia tidak layak. Mengapa tidak layak? Tidak ada penjelasan khusus tentang itu. Kemungkin besar Morgan berpikir bahwa memukul Helmeppo tidak akan membuat dirinya makin berkuasa. Maklum saja, Morgan gila kekuasaan.

Yang menarik untuk diperhatikan adalah sikap Helmeppo sewaktu masih berkeliling di tengah kota. Dengan sombong, Helmeppo memamerkan kekuasaannya.

Emang Helmeppo berkuasa? Apa buktinya?

Ya… Helmeppo bukan siapa-siapa. Yang berkuasa adalah ayahnya. Inilah salah satu fakta kehidupan yang sering terjadi. Terkadang seseorang merasa kehebatan orang yang dikenalnya atau institusi yang diikutinya adalah kehebatannya. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi yang hebat, diharapkan juga hebat, tetapi belum tentu mahasiwa itu hebat. Anak seorang tokoh agama diharapkan seperti orang tuanya, tetapi kemungkinan bahwa anak itu menjadi penjahat tetap saja ada.

Merasa diri sendiri hebat karena nama atau usaha yang dilakukan orang lain bukanlah hal yang bijak.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 4 – Marine Lieutenant “Axe Arm Morgan” karya Eiichiro Oda.

Kemunculan Roronoa Zoro

Bab ini menceritakan pertemuan pertama Luffy dengan Zoro. Pertemuaan ini disengaja oleh Luffy karena Luffy sedang mencari orang yang cukup kuat untuk diajak berpetualang bersama. Saat itu, Zoro sedang menjalani hukuman, diikat pada tiang dan tidak diberi makan selama 9 hari.

Tak Takut

Coby menyarankan Luffy untuk tidak membebaskan Zoro karena Zoro akan menipu Luffy kemudian Luffy dan Coby akan dibunuh. Dengan santai, Luffy menjawab bahwa Zoro tidak dapat membunuhnya karena dia kuat. Ciri khas Luffy adalah kalau bicara seakan-akan tidak dipikirkan terlebih dahulu.

Beneran gak dipikir?

Entahlah. Yang pasti adalah kedalaman pemikiran seseorang tapi dilihat dari kemampuannya mempertahankan pendapat atau pandangannya. Tentu sana pemikiran tersebut dapat bertahan bukan karena sifat selalu-menang-sendiri atau kekerasan, melainkan karena alasan yang terkandung dalam pemikiran tersebut belum terbantahkan.

Karena belum ada kesempatan bagi Luffy bahwa dia benar-benar kuat, untuk sementara kita percaya dengan perkataan Luffy. Jangan menuduh seseorang berbohong ketika orang itu belum diberi kesempatan untuk membuktikan pernyataannya. Lalu yang penting dalam percakapan tersebut adalah ketidakpedulian Luffy atas saran Coby, bahaya penipuan yang mungkin dilakukan oleh Zoro. Menurut pengamatan saya, Luffy tidak mengindahkan saran Coby karena Luffy yakin bahwa kalau pun tertipu, tidak mendapatkan yang dijanjikan, Luffy tidak akan kehilangan sesuatu karena tipuan tersebut.

Singkatnya, Zoro menawarkan hadiah uang imbalan untuk penangkapan seorang buronan apabila Zoro dibebaskan. Coby menyarankan untuk tidak menerima tawaran tersebut karena bisa saja itu tipuan tetapi Luffy tidak takut tertipu karena dampak tipuan itu tidak mungkin terjadi, yaitu pembunuhan Luffy dan Coby. Dampak tipuan tersebut tidak mungkin terjadi karena Luffy percaya dia kuat dan mampu melawan Zoro. Luffy tidak takut tertipu bukan karena dia percaya kepada Zoro tetapi karena dia yakin mampu mengatasi dampak tipuan tersebut.

Dalam menjalani hidup ini kita tidak perlu takut akan tipuan-tipuan yang mungkin muncul. Hadapi saja, kalau dampak tipuan tersebut dapat kita atasi, kenapa harus takut. Persiapkan dirimu!

Inilah Zoro!

Sepenggal kisah ini dimulai ketika seorang gadis kecil mencoba untuk memberi makan Zoro. Dengan keras Zoro menolak kebaikan gadis kecil itu dan Zoro mengusirnya.

Jahat banget sih! udah untung ada yang kasih makan.

Ah, malang sekali nasib gadis kecil itu. Ia ketahuan pengawas. Dengan segera pengawas mendekat dan merebut makanan tersebut. Dicobalah makanan buatan gadis kecil itu dan ternyata rasanya manis, padahal tipe makanan itu adalah asin. Dibuanglah makanan itu dan diinjak-injak. Gadis kecil itu menangis dan dipaksa keluar dari lapangan tempat Zoro terikat.

Setelah pengawas pergi, Luffy masuk untuk berbincang-bincang dengan Zoro. Perbincangan selesai. Ketika Luffy hendak meninggalkan tempat tersebut, Zoro memanggil Luffy dan memintanya untuk mengambil makanan yang dibawa oleh gadis kecil tersebut. Karena Zoro memaksa, Luffy bersedia. Tiba-tiba suasana menjadi berbeda. Zoro yang dikenal karena kejam, tiba-tiba menangis.

Menurut saya, Zoro menolak kebaikan gadis kecil itu dan mengusirnya karena Zoro khawatir bahwa gadis kecil itu akan dituduh telah menolong seorang penjahat dan akhirnya ikut terkena hukuman sebagai seorang penjahat.

Satu sisi lain dari Zoro ternyata Zoro bisa menangis karena kebaikan seorang gadis kecil. Suatu kepribadian Zoro yang jarang ditunjukkannya, mengucapkan terima kasih atas pertolongan orang lain sambil menangis. Zoro merupakan seorang yang tidak suka tergantung pada orang lain sehingga jarang sekali ada kesempatan untuk menolongnya. Setiap masalahnya selalu dia selesaikan sendiri. Wow… Dalam ke-aku-annya, ternyata Zoro masih punya sisi lembut.

Berterimakasihlah ketika Anda merasa terbantu.

Menangislah bila perlu menangis.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 3 – Pirate Hunter Zoro Enters karya Eiichiro Oda

Karena Ini Adalah Impian

Bab ini menceritakan pertemuan pertama Luffy dengan Coby, seorang yang baik dan cengeng. Saat pertemuaan ini berlangsung, Coby merupakan kacung dari Bajak Laut Perempuan,  Albida. Coby seorang yang sangat penurut, setiap perintah atasan dia lakukan dengan ikhlas. Tetapi di sisi lain, sifat penurut inilah yang membuat dia terlihat cengeng. Keikhlasnya bukan didasari oleh rasa rela berkorban tetapi karena rasa takut.

Coby ingin menjadi seorang marinir, tetapi dia takut. Setiap kemungkinan buruk yang mungkin muncul selalu menghentikan langkahnya walaupun dari dalam jiwanya ada keinginan yang kuat. Keinginan yang kuat dan ketakutan yang juga tidak kalah kuat itu membuat Coby terlihat tidak berdaya. Akhirnya Coby bertemu dengan Luffy dan menemukan alasan untuk maju.

Ya… Coby ingin menjadi seperti Luffy. Walaupun hal itu hampir tidak mungkin dan penuh penderitaan, tetapi ketika hal itu adalah sebuah impian, lakukanlah. Menderita untuk mengejar impian bukanlah masalah, itu prinsip Luffy. Semoga Coby dapat menjadi seorang marinir yang baik.

Ketika sesuatu telah menjadi impian kita, perjuangkan hal itu sekuat tenaga. Tidak perlu khawatir akan hambatan yang mungkin muncul, sekalipun itu membuat kita menderita.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 2 – That Boy “The Straw Hat Wearing Luffy” karya Eiichiro Oda

Romance Dawn

Entah kenapa saya suka judul dari bab ini. Cocok sekali sebagai kata pembuka rangkaian cerita yang menggugah perasaan kita. Kalau disuruh mengartikannya, ah bingung. Silakan cermati lalu artikan sendiri.

romance /r@(U)”mans, “r@Umans/
· n.
1 a pleasurable feeling of excitement and wonder associated with love. Ø a love affair, especially a relatively brief and lighthearted one. Ø a book or film dealing with love in a sentimental or idealized way.
2 a quality or feeling of mystery, excitement, and remoteness from everyday life.
3 a medieval tale dealing with a hero of chivalry, of the kind common in the Romance languages.
4 Music a short informal piece.
· v.
1 dated be involved in an amorous relationship with (someone). Ø informal seek the attention or custom of, especially by use of flattery.
2 romanticize.
– ORIGIN ME (orig. denoting a composition in the vernacular as opposed to works in Latin): from Romance.

dawn
· n.
1 the first appearance of light in the sky before sunrise.
2 the beginning of something.
· v.
1 (of a day) begin.
2 come into existence. Ø (often dawn on) become evident or understood.
– ORIGIN C15 (as v.): back-form. from dawning.

Demi Sebuah Alasan

Bab ini menceritakan bahwa Shanks tidak akan bertarung tanpa alasan yang jelas. Dalam sebuah bar, Shanks pernah dilecehkan oleh perampok dari gunung tetapi Shanks dan rombongannya tidak membalas bahkan tidak merasa kesal.  Lalu bagi Shanks, apa alasan yang dapat diterima untuk terlibat dalam sebuah pertarungan? Ketika ada orang, siapapun itu, yang mengganggu temannya itulah saat yang tepat untuk bertarung. 

Alasan yang kuat dibutuhkan dalam sebuah pertarungan karena dalam pertarungan selalu akan ada kehilangan. Jangan sampai kita kehilangan sesuatu yang berharga hanya untuk alasan yang tidak berharga. Shanks memiliki alasan yang kuat sehingga kehilangan sebuah lengan tidak menjadi masalah baginya.

Berpikirlah sebelum terlibat dalam sebuah “pertarungan”, apakah kita memperjuangkan sesuatu yang berharga atau hanya ego semata.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 1 – Romance Dawn karya Eiichiro Oda.
  • Concise Oxford English Dictionary (Tenth Edition) on CD-ROM 2000 Version 1.

One Piece!

Kata siapa belajar tidak bisa melalui komik. Saya banyak belajar dari komik. Salah satunya adalah One Piece karya Eiichiro Oda.

Logo One Piece

One Piece menceritakan petualangan sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy. Kelompok ini memiliki julukan kelompok topi jerami karena topi jerami yang selalu digunakan oleh sang kapten. Dengan dibantu oleh sejumlah kru yang juga merupakan sahabatnya, kelompok ini mencari one piece yang terletak pada ujung Grand Land. Eiichiro Oda berhasil mengemas dengan baik setiap karekter dan permasalahan yang ada sehingga dapat memberikan pelajaran hidup yang berharga selain memberikan kepuasan dalam membaca. Tentu saja karakter yang paling saya suka adalah Zoro Roronoa.

Roronoa Zoro

Roronoa Zoro yang sering disebut sebagai wakil kapten merupakan pendekar pedang. Dia bercita-cita menjadi pendekar pedang terhebat di dunia. Giat berlatih, tidak dapat membedakan arah mata angin, cuek tetapi berpendirian teguh, dan benci disebut kalah merupakan ciri khas Zoro yang sering ditemui dalam cerita ini.

Eiichiro Oda

Eiichiro Oda merupakan warga negara Jepang yang memang berprofesi sebagai pengarang komik manga. Tentu saja ada karya luar biasa lain dari Eiichiro Oda. Untuk menceritakan pelajaran yang terkandung dalam komik ini, saya akan mengulas tiap bab yang telah terbit. Saya yakin, hal ini juga diyakini oleh pengemar-pengemar lain yang saya ketahui dari klub penggemar, bahwa tiap bab dalam One Piece seminimal-minimalnya berisi satu pesan penting. Semoga bermanfaat.

 

Refrensi: