100% Indonesia

Saat itu, jejaring sosial yang populer adalah Friendster. Dalam jejaring itu, pesan berantai sempat menjadi populer. Yang saya maksud berantai adalah pembaca pesan tersebut mengisi poin-poin sesuai isi pesan kemudian membagikan pesan itu ke yang lainnya.

Salah satu pesan yang cukup menarik sekaligus menggelitik adalah pesan yang berjudul “gw 64% orang Indonesia”. Pesan ini tertanggal 7 Maret 2008. Tentu saja angka 64 tersebut merupakan isian dari pengisi pesan sebelumnya, dan akan ada angka baru bila saya ikut mengisinya. Berikut pesan tersebut selengkapnya,

Subject: “gw 64% orang Indonesia”

Message:

Ini adalah beberapa fakta tentang orang Indonesia…
Isi ya… Pake tanda [x]

[  ] nggak kenyang kalo blm makan nasi
[  ] ngobrol di bioskop
[  ] sarapan nasi goreng
[  ] suka barang bermerek, apalagi pas SALE
[  ] mahir menghindari jalan rusak saat mengemudi
[  ] kecanduan mi instan
[  ] pernah sukses menyuap polisi
[  ] beli barang bajakan
[  ] suka buang sampah sembarangan
[  ] pernah belanja di kaki lima
Total so far :

[  ] umur di SIM/KTP lebih tua dari aslinya
[  ] pernah beli makanan di pinggir jalan
[  ] menyadi uang adalah segalanya sebelum umur 6 tahun
[  ] hal pertama yang terbayang waktu dengar kata ‘Jakarta’ pasti ‘MACET’
[  ] kalau nyupir lewat bahu jalan
[  ] merasa telat itu biasa
[  ] malas antri
[  ] ga suka upacara bendera tiap Senin
[  ] suka bau terasi
[  ] suka tentang dunia paranormal
Total so far:

[  ] menghabiskan malam sebelum ujian untuk mencari seseorang yang tahu jawabannya
[  ] menghadiri acara pernikahan cuma sampai selesai makan
[  ] sedia sekaleng obat nyamuk di rumah
[  ] saluran tv di rumah nayangin acara yang mirip-mirip (sinet jiplakan)
[  ] tau lebih dari 10 singkatan

Total:

Nah, sekarang hasilnya lo kali 4.
Oce ?!

Total = X = %

Repost bulbo ini dengan judul
“gw … % orang Indonesia!”

Mengapa menggelitik? Apa yang menarik dari pesan itu?

Bagi saya yang menggelitik dan menarik untuk diperhatikan adalah hubungan antara judul dan isian pesan tersebut. Orang Indonesia yang benar-benar Indonesia tentunya berharap setelah ia mengisi pesan tersebut, hasil yang keluar adalah “Saya 100% Orang Indonesia!”. Akan tetapi, hampir semua fakta yang digambarkan adalah fakta umum yang kurang baik, kurang membanggakan. Ya… Saya mengakui itu fakta yang terjadi di Indonesia. Ada fakta yang mengambarkan Indonesia yang tepat, misalnya menyukai terasi, tetapi sangat kurang untuk menggambarkan Indonesia yang sangat “besar”.

Bagi saya, fakta-fakta tersebut tidak kurang menggambarkan ke-Indonesia-an. Pertanyaan yang perlu dicari jawabannya adalah apakah fakta tersebut adalah ke-Indonesia-an yang diharapkan atau penyimpangan yang dilakukan secara massal karena cinta tanah air tidak mendarah daging. Seharusnya ke-Indonesia-an seseorang digambarkan dengan keberterimaan atas keragaman, keramahtamahan, dan lain sebagainya seperti yang diajarkan oleh pendahulu dan orang-orang yang terbukti mencintai Indonesia.

Cobalah isi pesan di atas. Berapa persenkah ke-Indonesia-an Anda?

Menjadi 100% Orang Indonesia karena fakta yang kurang menyenangkan atau tidak menjadi 100% Orang Indonesia tetapi menjadi sosok warga negara yang diidamkan, mana yang lebih menarik bagi Anda?

About Dode

Seorang mahasiswa Teknik Sipil yang sering disebut-sebut kurang kerjaan sampai mengerjakan hal-hal yang tidak perlu dikerjakan. View all posts by Dode

Leave a comment