Daily Archives: February 15, 2011

Karena Ini Adalah Impian

Bab ini menceritakan pertemuan pertama Luffy dengan Coby, seorang yang baik dan cengeng. Saat pertemuaan ini berlangsung, Coby merupakan kacung dari Bajak Laut Perempuan,  Albida. Coby seorang yang sangat penurut, setiap perintah atasan dia lakukan dengan ikhlas. Tetapi di sisi lain, sifat penurut inilah yang membuat dia terlihat cengeng. Keikhlasnya bukan didasari oleh rasa rela berkorban tetapi karena rasa takut.

Coby ingin menjadi seorang marinir, tetapi dia takut. Setiap kemungkinan buruk yang mungkin muncul selalu menghentikan langkahnya walaupun dari dalam jiwanya ada keinginan yang kuat. Keinginan yang kuat dan ketakutan yang juga tidak kalah kuat itu membuat Coby terlihat tidak berdaya. Akhirnya Coby bertemu dengan Luffy dan menemukan alasan untuk maju.

Ya… Coby ingin menjadi seperti Luffy. Walaupun hal itu hampir tidak mungkin dan penuh penderitaan, tetapi ketika hal itu adalah sebuah impian, lakukanlah. Menderita untuk mengejar impian bukanlah masalah, itu prinsip Luffy. Semoga Coby dapat menjadi seorang marinir yang baik.

Ketika sesuatu telah menjadi impian kita, perjuangkan hal itu sekuat tenaga. Tidak perlu khawatir akan hambatan yang mungkin muncul, sekalipun itu membuat kita menderita.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 2 – That Boy “The Straw Hat Wearing Luffy” karya Eiichiro Oda

Romance Dawn

Entah kenapa saya suka judul dari bab ini. Cocok sekali sebagai kata pembuka rangkaian cerita yang menggugah perasaan kita. Kalau disuruh mengartikannya, ah bingung. Silakan cermati lalu artikan sendiri.

romance /r@(U)”mans, “r@Umans/
· n.
1 a pleasurable feeling of excitement and wonder associated with love. Ø a love affair, especially a relatively brief and lighthearted one. Ø a book or film dealing with love in a sentimental or idealized way.
2 a quality or feeling of mystery, excitement, and remoteness from everyday life.
3 a medieval tale dealing with a hero of chivalry, of the kind common in the Romance languages.
4 Music a short informal piece.
· v.
1 dated be involved in an amorous relationship with (someone). Ø informal seek the attention or custom of, especially by use of flattery.
2 romanticize.
– ORIGIN ME (orig. denoting a composition in the vernacular as opposed to works in Latin): from Romance.

dawn
· n.
1 the first appearance of light in the sky before sunrise.
2 the beginning of something.
· v.
1 (of a day) begin.
2 come into existence. Ø (often dawn on) become evident or understood.
– ORIGIN C15 (as v.): back-form. from dawning.

Demi Sebuah Alasan

Bab ini menceritakan bahwa Shanks tidak akan bertarung tanpa alasan yang jelas. Dalam sebuah bar, Shanks pernah dilecehkan oleh perampok dari gunung tetapi Shanks dan rombongannya tidak membalas bahkan tidak merasa kesal.  Lalu bagi Shanks, apa alasan yang dapat diterima untuk terlibat dalam sebuah pertarungan? Ketika ada orang, siapapun itu, yang mengganggu temannya itulah saat yang tepat untuk bertarung. 

Alasan yang kuat dibutuhkan dalam sebuah pertarungan karena dalam pertarungan selalu akan ada kehilangan. Jangan sampai kita kehilangan sesuatu yang berharga hanya untuk alasan yang tidak berharga. Shanks memiliki alasan yang kuat sehingga kehilangan sebuah lengan tidak menjadi masalah baginya.

Berpikirlah sebelum terlibat dalam sebuah “pertarungan”, apakah kita memperjuangkan sesuatu yang berharga atau hanya ego semata.

Referensi:

  • One Piece, Chapter 1 – Romance Dawn karya Eiichiro Oda.
  • Concise Oxford English Dictionary (Tenth Edition) on CD-ROM 2000 Version 1.

Berlomba-Lomba untuk Pamer

Malam ini, saya sedang memenuhi salah satu hutang janji yang dulu pernah kami ucapkan.

Kami? Siapa aja emang?

Tentu saja bersama Srijoko (Joko), kami berjanji membuat kritik dan saran mengenai Pelaksanaan Program Magang (Mata Kuliah SI-4098 Kerja Praktek) yang kami ikuti bersama sebagai satu kelompok. Ya, bagi kami janji harus dipenuhi. Kalau memang tidak bisa dipenuhi bukan diabaikan tapi berkata kepada pemilik janji itu bahwa janji itu dibatalkan saja. Sekali lagi bukan diabaikan.

Kata demi kata dituliskan. Selesai. Saatnya pamer ke Joko, dan ke orang-orang yang biasa pamer juga.

Ah, pamer mulu, gini doang dipamerin, lagi pula seharusnya ini hal yang wajar. Kan demi kepentingan bersama. Bingung dah, jadi pamer gak ya…

O ya… Jangan salah, pamer di sini bukan pamer sombong, tapi lebih ke arah aktualisasi diri saja. Saya bisa bikin (karya) ini, kamu bisa bikin (karya) apa. Semua orang bisa pamer karya. Bukan pamer barang-barang mewah yang sering dilakukan oleh orang-orang yang kebetulan kaya.

Langsung saja teringat hal yang dulu pernah saya dapat. Entah kapan, yang jelas sudah lama sekali sampai tidak ingat kapan. Sering kali orang-orang terjebak dalam perlombaan untuk menyombongkan diri yang akhirnya menjatuhkan diri sendiri, tetapi sangat sedikit orang-orang yang bersedia berlomba-lomba untuk melakukan hal yang berguna untuk kepentingan bersama. Berlomba-lombalah mendahulukan kepentingan bersama.

Pamerkan hasil perlombaan tentang kepentingan bersama itu, maka akan ada rasa takut kehilangan rasa angkuh yang membuat keinginan mendahulukan pentingan bersama itu semakin tinggi.

Pamerkan hasil perlombaan tentang kepentingan bersama itu supaya sesama orang yang suka pamer dapat melihat bahwa dia punya teman seperjuangan. Seperjuangan dalam penderitaan mendahulukan kepentingan bersama dan mengesampingkan kepentingan pribadi.

Cobalah, maka kamu akan sadar bahwa tidak mudah untuk pamer.